Jumat, 17 Januari 2014

AQUA | Tirto Utomo Pengusaha Asal Wonosobo

AQUA | Tirto Utomo Pengusaha Asal Wonosobo

Siapa yg gak kenal Aqua, Aqua
adalah sebuah merek air minum
dalam kemasan (AMDK) yang
diproduksi oleh PT Aqua Golden
Mississippi di Indonesia sejak
tahun 1973.
Selain di Indonesia, Aqua juga dijual di Singapura.

Aqua adalah merek AMDK dengan
penjualan terbesar di Indonesia
dan merupakan salah satu merek
AMDK yang paling terkenal di
Indonesia, sehingga telah menjadi
seperti merek generik untuk AMDK,
yang mana setiap akan pergi ke
warung-warung untuk beli air
minum dalam kemasan pasti selalu
bilangnya “bang beli aqua gelas/
botol” yang belum tentu sama si
abang warung di kasih yang merek
Aqua. Saat ini, terdapat 14 pabrik
yang memproduksi Aqua dengan
kepemilikan berbeda-beda (10
pabrik dimiliki oleh PT Tirta
Investama, 3 pabrik dimiliki oleh
PT Aqua Golden Mississippi, dan
pabrik di Brastagi, Sumatera Utara
dimiliki oleh PT Tirta Sibayakindo).

Sejak tahun 1998, Aqua sudah
dimiliki oleh perusahaan
multinasional dalam bidang
makanan dan minuman asal
Perancis, Grup Danone, hasil dari
penggabungan PT Aqua Golden
Mississippi dengan Danone.

SEJARAH AWAL PENDIRIAN

Aqua Group didirikan oleh
Almarhum Tirto Utomo, warga asli
Wonosobo pada tahun 1973. Tirto
Utomo (lahir
di Wonosobo, 9 Maret 1930 –
meninggal 16 Maret 1994 pada
umur 64 tahun) adalah
pengusahaIndonesia.

Lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini dikenal sebagai pendiri Aqua Golden Mississipi pada tahun 1973.

Pada 16 Maret 1994, ia meninggal dunia dan dimakamkan di pemakaman warga
Tionghoa di dekat Hotel Kresna,
Wonosobo.

Padahal sebelumnya Tirto Utomo
juga bekerja di Pertamina. Tetapi
untuk fokus pada bisnisnya, ia
melepaskan pekerjaannya di
Pertamina.

Ide mendirikan perusahaan AMDK
timbul ketika Tirto bekerja sebagai
pegawai pertamina pada awal
tahun 1970-an.
Ketika itu Tirto bertugas menjamu delegasi sebuah perusahaan Amerika Serikat.
Namun jamuan itu terganggu
ketika istri ketua delegasi
mengalami diare yang disebabkan
karena mengonsumsi air yang tidak bersih.
Tirto kemudian mengetahui
bahwa tamu-tamunya yang berasal
dari negara Barat tidak terbiasa
meminum air minum yang direbus,
tetapi air yang telah disterilkan.
Awalnya orang sinis dengan ide
Tirto Utomo untuk menjual air
minum kemasan botol yang harga
per botol awalnya sama dengan
harga 1 liter bensin Premium.

Namun Tirto Utomo yakin, pada
masa yang akan datang Indonesia
akan kekurangan air bersih yang
siap untuk diminum, sehingga
idenya ini terus dia lanjutkan dan
tidak memikirkan komentar sinis
orang. Pada awalnya market Aqua
adalah orang-orang asing yang ada
di Indonesia, karena mereka yakin
air kemasan lebih steril dan aman
daripada air tanah dan air PDAM.

Dengan mendirikan pabrik air
minuman dengan mesin yang
canggih di Bekasi, sehingga orang
asing lebih percaya dengan
minuman air kemasan ini.
Tirto dan saudara-saudaranya
mulai mempelajari cara memproses
air minum dalam kemasan.

Ia meminta adiknya, Slamet Utomo
untuk magang di Polaris, sebuah
perusahaan AMDK yang ketika itu
telah beroperasi 16 tahun di
Thailand. Tidak mengherankan bila
pada awalnya produk Aqua
menyerupai Polaris mulai dari
bentuk botol kaca, merek mesin
pengolahan air, sampai mesin
pencuci botol serta pengisi air.

Awalanya Aqua bernama Puritas,
kemudian seorang konsultan Tirto, ,
Eulindra Lim, mengusulkan untuk
menggunakan nama Aqua karena
cocok terhadap imej air minum
dalam botol serta tidak sulit untuk
diucapkan. Ia setuju dan
mengubah merek produknya dari
Puritas menjadi Aqua.

Dua tahun kemudian, produksi pertama Aqua
diluncurkan dalam bentuk kemasan
botol kaca ukuran 950 ml dengan
harga jual Rp.75, hampir dua kali
lipat harga bensin yang ketika itu
bernilai Rp.46 untuk 1.000 ml.

Aqua berasal dari bahasa Latin
yang artinya air, dimana pada
awalnya di jual untuk orang asing,
tetapi kemudian Tirto Utomo
melihat pasar masyarakat
Indonesia juga memiliki potensi,
sehingga dia menjual air kemasan
botol ukuran kecil dan
ditempatkan di terminal-terminal
bus di Jakarta dan sekitarnya, serta
sepanjang jalan pantura Jawa
Tengah. Hal ini ternyata sukses,
membuat Aqua diminati oleh para
supir-supir bus dan penumpang,
serta masyarakat lainnya. Hal ini
menunjukkan, bahwa masyarakat
Indonesia sangat membutuhkan air mineral botol yang bersih.
Kesuksesan Aqua, menarik
beberapa perusahaan lain untuk
membuat nama di air mineralnya
dengan nama Aqua. Bahkan jika
kita berniat membeli air mineral
kemasan botol, selalu menyebut
dengan mau membeli Aqua,
padahal yang diberikan kadangkala
bukan merek Aqua, tetapi itulah
Aqua sudah menjadi brand image
yang baik di mata konsumen.

Beberapa pesaing utama Aqua
adalah :

• PT. Parmargha dengan Ades.
• PT. Santa Rosa dengan Oasis.
• PT. Sinar Sosro dengan Air Sosro.
• PT. Coca Cola Amatil Indonesia
dengan Bonaqa.
• PT. ABC Central Food dengan
Pure ABC.
• dll.

PERKEMBANGAN & AKUISISI OLEH
DANONE

Pada tahun 1982, Aqua mengganti
bahan baku (air) yang semula
berasal dari sumur bor ke mata air
pegunungan yang mengalir sendiri
(self-flowing spring) karena
dianggap mengandung komposisi
mineral alami yang kaya nutrisi
seperti kalsium, magnesium,
potasium, zat besi, dan sodium.
Willy Sidharta, sales dan perakit
mesin pabrik pertama Aqua,
merupakan orang pertama yang
memperbaiki sistem distribusi
Aqua.

Ia memulai dengan menciptakan
konsep delivery door to door
khusus yang menjadi cikal bakal
sistem pengiriman langsung Aqua.
Konsep pengiriman menggunakan
kardus-kardus dan galon-galon
menggunakan armada yang
didesain khusus membuat
penjualan Aqua Secara konsisten
menanjak hingga akhirnya angka
penjualan Aqua mencapai dua
triliun rupiah pada tahun 1985.

Pada tahun 1984, Pabrik AQUA
kedua didirikan di Pandaan, Jawa
Timur sebagai upaya mendekatkan
diri pada konsumen yang berada
di wilayah tersebut. Setahun
kemudian, terjadi pengembangan
produk Aqua dalam bentuk
kemasan PET 220 ml.
Pengembangan ini membuat
produk Aqua menjadi lebih
berkualitas dan lebih aman untuk
dikonsumsi.

Pada tahun 1995, Aqua menjadi
pabrik air mineral pertama yang
menerapkan sistem produksi in
line di pabrik Mekarsari.
Pemrosesan air dan pembuatan
kemasan AQUA dilakukan
bersamaan. Hasil sistem in-line ini
adalah botol AQUA yang baru
dibuat dapat segera diisi air bersih
di ujung proses produksi, sehingga
proses produksi menjadi lebih
higienis.

Pada tahun 1998, karena ketatnya
persaingan dan munculnya
pesaing-pesaing baru, Lisa Tirto
sebagai pemilik Aqua Golden
Mississipi sepeninggal suaminya
Tirto Utomo, menjual sahamnya
kepada Grup Danone pada 4
September 1998. Akusisi tersebut
dianggap tepat setelah beberapa
cara pengembangan tidak cukup
kuat menyelamatkan Aqua dari
ancaman pesaing baru. Langkah ini
berdampak pada peningkatan
kualitas produk dan menempatkan
AQUA sebagai produsen air mineral
dalam kemasan (AMDK) yang
terbesar di Indonesia. Pada tahun
2000, bertepatan dengan
pergantian milenium, Aqua
meluncurkan produk berlabel
Danone-Aqua.

Beberapa Produk dari Aqua :
Mizone


Sumber : Kaskus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar